Friday, February 13, 2009

Proposal Konservasi DAS

I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah kebutuhan vital kehidupan. Tanpa air, mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan pernah ada daur ulang materi dan energi, dan dengan demikian, tanpa air tidak akan pernah ada kompleksitas ekosistem. Air sebagaimana sinar matahari dan udara adalah ciptaan Allah sebagai rezeki untuk segenap makhluk-Nya, gratis, tanpa kecuali, tak peduli beriman atau tidak, kaya ataupun miskin. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan membuat pengaruh yang cukup besar terhadap sumber daya air.Pencemaran yang terjadi di berbagai sumber air seperti sungai semakin banyak terjadi. Pembangunan Industri dan pabri-pabrik telah menghasilkan limbah-limbah yang mencemari sungai, laut dan sumber air lainnya.
Kondisi ini menyebabkan berbagai ekosistem alam menjadi terganggu karena daerah aliran sungai yang ada terlanjur telah dicemari oleh berbagai limbah.Padahal setiap kegiatan pada kawasan yang berada di dalam DAS akan mempengaruhi kawasan lainnya di DAS tersebut. Penebangan hutan, usaha-usaha budidaya pertanian, perkebunan, pertambangan, transportasi atau industri di bagian hulu akan menyebabkan berbagai akibat di bagian hilirnya seperti banjir, terjadi erosi, pencemaran dan pendangkalan sungai, yang tentunya mempengaruhi ekosistim di hilir, berkurangnya populasi Ikan, pencemaran dan berkurangnya lapangan usaha masyarakat. Terhambatnya kehidupan ekonomi di kawasan hilir, juga selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan transportasi di sungai tersebut dan seterusnya akan mempengaruhi kehidupan ekonomi di wilayah hulunya. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi di bagian hilir, juga mempunyai implikasi kepada kemampuan pertumbuhan ekonomi di wilayah hulunya.Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi hidrologis sungai tersebut.
Penurunan fungsi hidrologis tersebut menyebabkan kemampuan DAS untuk berfungsi sebagai “storage” air pada musim kemarau dan kemudian dipergunakan melepas air sebagai “base flow” pada musim kemarau, telah menurun. Ketika air hujan turun pada musim penghujan air akan langsung mengalir menjadi aliran permukaan yang kadang-kadang menyebabkan banjir dan sebaliknya pada musim kemarau aliran “base flow” sangat kecil bahkan pada beberapa sungai tidak ada aliran sehingga ribuan hektar sawah dan tambak ikan tidak mendapat suplai air tawar .
Sungai Siak merupakan salah satu sungai yang mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosisten dan memberi pengaruh besar bagi masyarakat di sekitar sungai.Tapi pada saat sekarang ini sungai siak telah mengalami penurunan kualitas dan kuantitas sungai Siak yang sudah berada di bawah ambang batas ketentuan sungai yang lestari dan tingginya sedimentasi. Penyebab utama penurunan kualitas Sungai Siak adalah limbah industri baik industri besar, menengah maupun kecil yang berada di sepanjang alur sungai Siak, antara lain industri minyak, industri pengolahan, sawmill, industri pulp dan pembuangan sampah (60% berasal dari rumah tangga), selain tingginya erosi yang disebabkan semakin intensif pengelolaan sumberdaya alam yang ada di hulu, seperti adanya penebangan liar (illegal logging), penebangan hutan berdasarkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), konversi hutan menjadi kawasan perkebunan (besar dan kecil), kegiatan pertambangan dan kegiatan budidaya lainnya.

B. Maksud dan tujuan
Dalam usaha untuk menanggulangi berbagai banyaknya pencemaran yang terjadi dan meningkatkan fungsi hidrologis sungai maka berbagai langkah nyata sangat diperlukan.Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah proses konservasi maupun proses pemulihan lahan kritis di sekitar DAS tersebut.
Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui potensi dan kondisi kualitas lingkungan DAS Siak secara menyeluruh (dari hulu, tengah, dan hilir) yang meliputi :
a. Kondisi lingkungan sumberdaya iklim, air, tanah, batuan/mineral, vegetasi/pemanfaatan lahan
b. Konversi lahan di sekitar Sungai Siak
c. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar DAS Siak
d. Identifikasi dan evaluasi tingkat kerusakan lingkungan khususnya pencemaran air sungai, termasuk erosi dan sedimentasi.

C. Ruang Lingkup
Sungai Siak membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius dalam usaha mangembalikan kembali fungsi hidrologisnya.Setiap bagian daerah aliran sungai ini perlu diselamatkan sebelum memberi dampak negatif yang lebih besar bagi ekosistem dan kehidupan makhluk hidup.Penanganan ini harus dilakukan di bagian hulu,tengah maupun hilir sungai.
Data yang diperoleh hendaknya dapat memenuhi dan menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut :
Seberapa jauh kondisi kualitas dan kuantitas air sungai Siak
Bagaimana kondisi lingkungan fisik (hidrologi, geologi, tata ruang, demografi, kerusakan lahan seperti: erosi dan sedimentasi)
D. Jadwal kegiatan
No
Uraian Kegiatan
Minggu ke:


1
2
3
4
1
Persiapan





a. kordinasi tim, instansi





b. Koordinasi persiapan survei, penyusunan naskah




2
Kegiatan Lapangan





Pendataan instansional dan lapangan




3
Peyusunan Laporan








II. KONSEPSI PEMULIHAN LAHAN KRITIS

A. Pengertian dan Batasan
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kesatuan ekosistem dimana jasad hidup dan lingkungannya berinteraksi secara dinamik dan terdapat saling ketergantungan (interdependensi) komponen-komponen penyusunnya. Pengelolaan DAS merupakan pengelolaan sumberdaya alam dengan tujuan untuk memperbaiki, memelihara dan melindungi keadaan DAS, agar dapat menghasilkan barang dan jasa khususnya kuantitas, kualitas dan kontinuitas air (water yield) untuk kepentingan pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri dan masyarakat. Keberhasilan pengelolaan DAS diindikasikan dengan memperkecil fluktuasi debit, beban sedimen sungai, serta terjaganya kelestarian sumber-sumber air. Oleh kerena itu, usaha-usaha konservasi tanah dan air perlu dilakukan secara terintegrasi dengan usaha pengembangan sumber-sumber air, dan kedua upaya tersebut harus dilaksanakan secara simultan.
Pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang cukup pesat menyebabkan peningkatan kebutuhan manusia akan sumberdaya. Pemenuhan kebutuhan penduduk akan menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Untuk itu, pengendalian dan pengelolaan sumberdaya alam harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Sehingga diharapkan sumberdaya alam dapat dimanfaatkan selama mungkin untuk kepentingan manusia secara lestari dan berkelanjutan.
Erosi adalah peristiwa pengikisan tanah oleh angin, air atau es. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai.
B. Konsep Pemulihan
Serangkaian kegiatan yang erat kaitan nya dengan pemulihan, perbaikan untuk tujuan pengembalian dan peningkatan peranan fungsi hidrologis perlu dilakukan dalam upaya melakukan konservasi daerah aliran sungai ini.Konsep inilah yang dipakai untuk tujuan pemulihan, penyelamatkan, pelestarian dan pemanfaatkan secara optimal terhadap ancaman bahaya erosi dan lingkungannya secara teradu, terprogram berkelanjutan.Selain itu serangkaian kegiatan yang erat kaitannya dengan pemulihan, perbaikan untuk tujuan pengembalian dan peningkatan produktivitas tanah juga perlu dilakukan dalam usaha konservasi tanah Dari segi manajemennya penerapan memiliki keuntungan ekonomis, ekologis maupun sosial melalui penelusuran secara mendalam terhadap faktor-faktor penyebab utamanya. Ketika melakukan tindakan penanganan akan lebih diarahkan terhadap rekayasa pemulihan degradasi lahan,pemulihan peranan fungsi jasa bio-hidrologis penutupan vegetasi, dan sosialisasi arti pentingnya pemahaman makna konservasi tanah dan air.

Konservasi tanah
(1). Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan
(2). Meningkatkan kapasitas infiltrasi
(3). Mengurangi laju limpasan air (run off).
(4). Meningkatkan stabilitas agregat tanah

Metode pendekatan
Klasifikasi kemampuan lahan
Evaluasi kesesuaian jenis
Setiap kelas penggunaan tanah memerlukan teknik pengawetan tanah tertentu (vegetatif, mekanik, kimia)










· Cara Vegetatif
1. Harapan efektivitas
(a). Melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan
(b). Melindungi tanah dari perusak aliran permukaan
(c). Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
2. Upaya yang dapat dilakukan
a) Penanaman strip cropping);
☻ Tanaman ditanam menurut kontor, atau memotong lereng;
☻ Jenis yang dibudidayakan adalah jenis-jenis legum
☻ Lebar strip menurut keperluan atau dapat dirumuskan dengan (W) = 33 -2 (S-10), dimana; W = lebar strip; S = lereng (%).
b) Pergiliran Tanaman (rotasi);
☻ Tanaman ditanam menurut giliran atau rotasi dalam waktu tertentu;
☻ Jenis tanaman keras yang dibudidayakan adalah jenis-jenis legum
☻ Tanaman tumpang gilir (Padià palawija à padi);
☻ Palawija (kedele, kacang hijau; clotalaria). Tanaman keras sengon.
c) Tanaman Penutup Tanah (cover crop);
☻ Tanaman berfungsi sebagai penahan daya perusak tanah; menambah bahan organik, dan transpirasi (kemampuan tanah dalam menyerap) dan menahan air hujan.
☻ Jenis tanaman legum cover crop, kemlandingan merah dan clotaria.
d) Mulching (mulsa)
☻ Tanaman dibumbun dengan sisa-sisa tanaman, yang berfungsi sebagai pengendali aliran permukaan dan meningkatkan aktivitas sistem perakaran.
☻ Jenis mulsa (gulma, batang pisang)
· Cara mekanik
1. Harapan efektivitas
a) Memperlambat aliran permukaan
b) Mengurangi kecepatan run off
c) Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
2. Upaya yang dapat dilakukan
a) Pengolahan tanah;
b) Pengolahan tanah menurut kontur
c) Penanaman menurut kontur
d) Terasering (teras tangga/bangku); teras datar (landai); berdasarkan lebar
· Cara kimia
1. Harapan efektivitas
a) Memperbaiki struktur tanah
b) Mengurangi kecepatan run off
c) Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
2. Upaya yang dapat dilakukan
Pengerasan tanah dengan bahan kimia (memadatkan lumpur);
· Cara kombinasi kimia dan vegetatif
1. Harapan efektivitas
(a). Memperbaiki struktur tanah
(b). Mengurangi kecepatan run off
(c). Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
2. Upaya yang dapat dilakukan
Pembuatan teras dengan kombinasi tanaman penutup tanah.
a) Klasifikasi kemampuan lahan
b) evaluasi kesesuaian












III. FAKTA FISIK WILAYAH
A. Letak dan Luas
Sungai Siak adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Riau.Sungai ini merupakan sungai terdalam di Indonesia, dengan kedalaman sekitar 20-30 meter, sungai ini sangat padat dilayari kapal-kapal besar, kargo, tanker maupun speedboat. Sungai sepanjang 300 kilometer itu kondisinya kini terancam bukan hanya hilangnya habitat alami sungai berupa bermacam ikan khas Riau akibat menurunnya kualitas air, tetapi juga runtuhnya tebing sungai karena abrasi. Seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak berada di Provinsi Riau, melewati empat wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. DAS Siak termasuk DAS kritis, kawasan rawan bencana banjir dan longsor, terjadi berbagai pencemaran, erosi dan pendangkalan.
Cakupan DAS Siak meliputi Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, dari keseluruhan wilayah DAS Siak terbagi menjadi dua bagian wilayah yaitu bagian hulu dan hilir dari masing-masing sungai, adapun wilayah-wilayah yang tercakup dalam masing-masing bagian DAS Siak adalah:
• Bagian Hulu
Bagian hulu dari DAS Siak adalah dari dua sungai yaitu Sungai Tapung Kanan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, dan Sungai Tapung Kiri yang termasuk dalam wilayah Tandun Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Kiri Kabupaten Kampar. Kedua sungai menyatu di daerah Palas (Kabupaten Kampar) dan dekat Kota Pekanbaru pada Sungai Siak Besar.
• Bagian Hilir
Bagian hilir dari DAS Siak adalah pada Sungai Siak Besar yang terletak di desa Palas (Kabupaten Kampar) - Kota Pekanbaru – Kota Perawang (Kabupaten Siak) – Kota Siak Sri Indrapura dan bermuara di Tanjung Belit (Sungai Apit, Kabupaten Siak)




B. Fakta fisik wilayah
Topografi wilayah DAS Siak relatif datar, ketinggian permukaan rata-rata 0-2 m dpl, kemiringan berkisar 0-5 %. Variasi 2 – 40 % di bagian hulu. Secara garis besar ketinggian bagian hulu DAS Siak dikategorikan menjadi empat golongan yaitu: antar 1–10 m dpl, 1-25 m dpl, 25-100 m dpl, 100-500 m dpl.
Jenis tanah di DAS Siak bagian hulu terbagi menjadi dua yaitu organosol gley humus dan podsolik merah kuning, bertekstur halus (liat), sedang (lempung) dan kasar (pasir), dengan kedalam topsoil antara 30-60 cm dan >90 cm dari atas permukaan tanah.
DAS Siak hulu merupakan hulu Sungai Tapung Kanan dan memiliki banyak anak sungai antara lain: Sungai Tapung Kiri, Sungai Kasikan, Sungai Kepanasan. Sungai-sungai yang terdapat di bagian hilir antara lain Sungai Siak, Sungai Perawang, Sungai Mentawai, Sungai Tualang, Sungai Basar dan Sungai Balam Tinggi. Sungai-sungai tersebut difungsikan sebagai jaringan transportasi terutama untuk pengangkutan bahan baku dan hasil produksi industri. Selain itu dimanfaatkan penduduk sebagai MCK, bahan baku air minum dan pemenuhan untuk kebutuhan industri.

1. Jenis dan penggunaan tanah
Sumber daya yang ada di sekitar DAS Siak banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan industri.Hutan yang berada di kawasan DAS ini dimanfaatkan untuk berbagai industri berbahan baku kayu. Hal ini secara intensif telah merusak hutan di Propvinsi Riau terutama di DAS Siak. Demikian pula usaha-usaha perkebunan, telah mengkonversi lahan cukup luas dari Hutan menjadi lahan-lahan perkebunan. Selain itu dengan adanya pemekaran wilayah, secara tidak langsung mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di DAS Siak. Masing-masing Kabupaten berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) untuk mempertahankan eksistensi sebagai Pemerintah Daerah,namun sebagai akibatnya sumber daya alam yang berada di wilayah masing – masing Kabupaten dieksploitasi secepatnya sebagai upaya meniingkatkan PAD. Banyak pemberian ijin penebangan hutan, pertambangan, maupun konversi lahan menjadi berkebunan dalam skala yang besar. Gambaran ini ditunjukan dalam penggunaan lahan di DAS Siak, hampir sebagai besar hutan-hutan telah berubah menjadi lahan-lahan perkebunan, hutan-hutan hanya tersisa pohon- pohon yang berdiameter kecil, dan hanya tertinggal sedikit hutan-hutan yang berfungsi lindung. Dari data peta pemanfaatan ruang yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau tahun 2001 – 2015 menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang di wilayah DAS Siak bagian hulu sebagian besar merupakan kawasan budidaya dalam bentuk peruntukan perkebunan besar dan kawasan hutan produksi, kawasan perkebunan rakyat, kawasan permukiman, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan pertanian lahan basah hanya sebagian kecil kawasan Hutan lindung. Di bagian hilir sungai sebagian besar berupa kawasan hutan produksi, perkebunan besar dan sebagian lagi berupa kawasan perkotaan (Pekanbaru, Perawang dan Siak Sri Indrapura). Pemanfaatan lainnya berupa kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan hutan resapan air. Data peta ini cukup memberikan gambaran perlunya penataan kembali penggunaan lahan di kawasan DAS Siak, dalam arti perlu arahan-arahan yang lebih jelas, agar kawasan-kawasan budidaya yang ada di DAS Siak apabila memungkinkan dapat dikonversi sebagai kawasan lindung atau arahan – arahan agar usaha budidaya di kawasan tersebut dapat berfungsi lindung.
2. Iklim dan hidrologi
Sungai Siak merupakan sungai yang terletak di wilayah beriklim tropis dengan suhu udaramaksimum berkisar antara 31,6 °C - 33,7 °C dan suhu minimum berkisar antara 22,1 °C - 23,3 °C. Rata-rata curah hujan bulanan pada tahun 2004 sekitar 263,73mm dan rata-rata jumlah hari hujan pada tahun 2004 sekitar 17 hari. Keadaan musim berkisar: musim hujan jatuh pada bulan September sampai dengan Pebruari dan musim kemarau jatuh pada bulan Maret sampai dengan Agustus. Kelembaban maksimum antara 94% - 96%, kelembaban minimum antara 59 persen - 69 persen.
Sungai Siak merupakan jalur perhubungan lalu-lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya, selain itu airnya digunakan sebagai sumber air
permukaan yang digunakan untuk air minum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (MCK). Sungai Siak mempunyai anak-anak sungai di dalam kota yang berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air limbah dan drainase.Sungai Siak mengalir dari barat ke timur, memliki beberapa anak sungai antara lain: Sungai Umban Sari, Air Hitam, Sibam, Setukul, Pengambangan, Ukai, Sago, Senapelan, Limau dan Tampan.Hidrologi air tanah berasal dari Formasi Petani,sifat air tanahnya kurang baik sebagai air minum. Sedangkan hidrologi air tanah dangkal berasal dari Formasi Minas. Mengingat kondisi batuan Formasi Minas yaitu memiliki permeabilitas dan porositas yang tinggi, maka Kota Pekanbaru memiliki potensi ketersediaan air tanah dangkal yang cukup banyak.Sungai Siak yang merupakan sungai terbesar yang membelah Kota Pekanbaru menjadi 2 bagian utara dan selatan, banyak anak sungai yang bermuara pada Sungai Siak, dengan demikian beban Sungai Siak dalam proses pendangkalan atau sedimentasi cukup besar. Selain itu sebagai sumber air baku untuk PDAM Tirta Siak, air sungai perlu dijaga dari polusi hal ini disebabkan terdapat beberapa kegiatan industri yang ada pada sepanjang alur sungai diantaranya industri plywood, crumb rubber,dan pulp.

3. Produktivitas tanah
Daerah aliran sungai Siak merupakan daerah yang subur karena ini terbukti dengan banyaknya vegetasi yang tumbuh di sepanjang daerah aliran sungai.Hutan-hutan yang hijau juga mampu menghiasi daerah aliran ini.Selain itu berbagai industri juga didirikan di sini diantaranya industri perkebunan kelapa sawit.Produktifnya tanah di sekitar daerah aliran ini dimanfaatkan dan dieksploitasi secara berlebihan sehingga mengakibatkan hutan di sekitar daerah ini menjadi berkurang dan beralih fungsi menjadi hutan tanaman industri.
C. Sosial Ekonomi Masyarakat.
Berdasarkan struktur mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah DAS Siak adalah bergerak di sektor pertanian, perdagangan, jasa, industri, konstruksi / bangunan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di bagian hulu sampai hilir DAS Siak yang tinggal di pedesaan pada umumnya sebagai petani, baik dari usaha tani tanaman semusim maupun perkebunan. Untuk bagian hulu ketergantungan terhadap sektor pertanian lebih besar terutama usaha tani tanaman semusim dan perkebunan rakyat yang berupa kelapa sawit, karet dan gambir. Ketergantungan penduduk terhadap sumberdaya hutan juga masih sangat tinggi. Di bagian Hilir, dari arah Pekanbaru ke hilir, kehidupan sosial – ekonomi masyarakat lebih beragam, terutama dengan adanya kegiatan pertambangan, pengangkutan dan industri Pulp telah memicu tumbuhnya kegiatan sekunder dan berkembangnya kegiatan perkotaan. Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi dan pusat perdagangan regional, telah mendorong tumbuhnya pusat-pusat perdagangan di sepanjang bagian hilir Sungai Siak, seperti kota Perawang dan Siak Inderapura.
Dari segi sosial budaya masyarakatnya sebagaimana hampir seluruh wilayah Sumatera didominasi oleh suku bangsa Melayu, suku-suku lain yang banyak terdapat antara lain suku Minangkabau, Batak, Jawa, Bugis, Buton, Flores, Sumbawa serta sedikit suku Arab dan Cina. Selain suku-suku tersebut hingga saat ini masih terdapat masyarakat terasing seperti suku Sakai di Kabupaten Bengkalis dengan populasi kurang lebih 12.500 jiwa atau kurang lebih 2.200 kk, menempati beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Mandau, Minas dan Bukit Kapur. Masyarakat tersaing tersebut secara budaya tergabung dalam suatu persekutuan (ulayat), yang hidupnya amat tergantung pada sumber daya alam hutan yang dikenal sebagai Hutan Ulayat. Saat ini karena adanya berbagai kepentingan maka keberadaan Hutan Ulayat tersebut sulit untuk dapat dipertahankan keasliannya.

IV. METODE PENDEKATAN

A. Bahan dan Alat
Bahan Penelitian
- Peta topografi skala 1 : 25.000 sebagai peta dasar
o Foto udara skala 1 : 30.000 dan Landsat skala 1 : 250.000
o Sampel tanah, sampel air untuk dianalisis di laboratorium
o Peta tataguna lahan skala 1 : 50.000,
o Peta tanah skala 1 : 50.000,
o Peta geologi skala 1 : 100.000 dan peta geomorfologi skala 1 :50.000,
- Peta iklim skala 1 : 250.000
Alat Penelitian
1. Stereoskop cermin untuk interpretasi foto udara
2. Loupe untuk memperbesar obyek pada landsat
3. Perangkat survei lapangan seperti soil test kits, bor tangan, palu geologi, abney level, 4. Rool, Meteran, GPS dan EC-Meter
4. Peralatan untuk mengambil sampel tanah dan sampel air
5. Perangkat/instrumen laboratorium tanah, air
6. Perangkat komputer dan software Arc-Info/GIS


B. Prosedur Kerja
1. Pendataan
Cara Pengumpulan Data
Survei instansional, meliputi pengumpulan data tanah, air, tataguna lahan, sosial, ekonomi, kependudukan. Juga dilakukan pengumpulan data/peta geologi, peta tanah, peta tata ruang, kabupaten dalam angka, dan hasil penelitian terkait.
Survei data primer, meliputi pengukuran parameter kualitas fisik air, sampel air, sampel tanah, aspek biotis , (flora dan fauna), serta wawancara sosial/ekonomi dan observasi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan lahan dan sungai.
Jenis data yang dikumpulkan meliptui dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh secara instansional, seperti pengumpulan laporan penelitian di DAS Siak, pengumpulan peta-peta dan data statistik (Buku Kabupaten dalam angka). Sedangkan data primer diperoleh melalui survei lapangan.
Tahapan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu :
a. Tahap Persiapan :
Telaah pustaka, laporan penelitian
Pengadaan peta topografi skala 1 : 25.000
Pembuatan peta dasar skala 1 : 25.000
Penyusunan rencana survei
b. Tahap Pelaksanaan :
c. Tahap Penyusunan Laporan :
Perumusan hasil kajian profil lingkungan
Rekomendasi sistem pengelolaan lingkungan
Diskusi dan seminar Penyempurnaan/perbaikan laporan akhir.

2. Pengolahan Data
Yaitu perhitungan tingkat keparahan erosi dan besarnya sedimentasi dengan menggunakan metode menggunakan model regresi linier berganda; Yj = f (X j ), atau Yj = bo + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3, dimana Yj adalah faktor independen atau bebas (seperti penanganan bahaya erosi atau sedimentasi) dan b adalah faktor terikat (tingkat erosi atau sedimentasi, status bahaya erosi, kemiringan lereng ataupun besarnya curah hujan atau nilai kredibilitas tanah). Selain itu pengolahan data dapat menggunakan computer dengan analisis varian
3. Analisis Data
yaitu menganalisis hasil data yang telah didapatkan dari hasil pengamatan dilapangan. Baik data yang diperoleh dari instansional seperti pengumpulan laporan penelitian di DAS Siak, pengumpulan peta-peta dan data statistik (Buku Kabupaten dalam angka). dalam bentuk data sekunder dan data primer hasil pengamatan langsung dilapangan.
Cara Analisis Data
Teknis analisis data yang diperlukan dalam rangka mengkaji profil lingkungan DAS Siak adalah :
a. Analisis kependudukan dan kebijakan tata ruang
b. Analisis potensi, kendala pengembangan DAS berdasarkan evaluasi karakteristik fisik dan Sosial-ekonomi
c. Analisis pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dengan pendekatan sebab, kewilayahan dan keterpaduan;
d. Analisis degradasi, kerusakan dan pencemaran komponen lingkungan

V. HASIL
1. Sifat Fisis Tanah
Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah, yakni : warna, tekstur, struktur, konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain; sifat kimia tanah, yakni : pH, kadar bahan organik, kadar kapur, N-Total, P tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain.
Penamaan tanah dibuat berpedoman pada kategori macam tanah (PUSLITTANAK), Soil Taxonomy (USDA, 2000) pada kategori sub-group (jenis khusus), dan FAO-UNESCO (1998) pada kategori sub unit.
Berdasarkan terminologi tersebut tanah-tanah di daerah ini terdiri dari lima jenis tanah yakni Alluvial, Kambisol, Regosol, Latosal, dan Litosal.
2. Perkembangan bentuk-bentuk erosi tanah
Mengingat bahwa dalam menentukan Tingkat Besaran Erosi diperlukan data laju erosi dan data tebal solum pada setiap bentuk lahan, maka dilakukan pengamatan di lapangan terhadap tanah, topografi, penggunaan lahan, jenis tanaman dan pola tanam serta tindakan konservasi tanah yang diterapkan.
Tabel Kedalaman Solum Tanah Das Siak
Ketebalan Solum Tanah
Keterangan
>90
Dalam
60 – 90
Sedang
30 – 60
Dangkal
<30
Sangat dangkal
Untuk selanjutnya tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditentukan dari tingkat laju erosi (A) dan tebal solum tanah dinyatakan sebagai berikut :
Tabel Pembagian Klas Tingkat Bahaya Erosi
No
Tebal Solum (cm)
Tingkat Laju Erosi (ton/ha/th)
I (< 15)
II (15 - 60)
III (60 - 180)
IV (180 - 480)
V (>480)
1
Dalam (>90)
SR
R
S
B
SB
2
Sedang (60 - 90)
R
SB
B
B
SB
3
Dangkal (30 - 60)
SR
B
SB
SB
SB
4
Sangat dangkal (<30)
B
SB
SB
SB
SB
Keterangan : SR = Sangat ringan, R = Ringan, S =Sedang B = Berat, S =Sangat Berat (Sumber : BRLKT (1991) ).
Idealnya pengelolaan lingkungan hidup DAS Siak menganut sistem manajemen modern DAS yaitu “one river basin, one plan, and one integrated management”. Kenyataannya pada sektor-sektor yang berkembang di daerah DAS Siak masih banyak yang saling tumpang tindih dalam perencanaannya.
Adapun kebijakan-kebijakan yang perlu segera dirumuskan adalah :
☻ Kebijakan tentang manajemen tata ruang wilayah yang berkelanjutan (sustainable spatial planning) dalam konteks “watershed management”
☻ Fungsi pengawasan dan pengendalian harus dilaksanakan secara partisipatif di antara semua “stakeholders” termasuk masyarakat.
Upaya melestarikan lingkungan DAS Siak adalah sebagai berikut Upaya-upaya konservasi:
☻ Konservasi pada kawasan hutan lindung, kawasan lindung sempadan sungai Siak terutama di bagian hilir dan sepanjang saluran Banjir Kanal Timur
☻ Konservasi tanah dan air pada kawasan budi daya untuk lahan pertanian dan tegalan
☻ Konservasi biodiversitas (flora dan fauna) yang ada di DAS Siak.
Upaya-upaya rehabilitatif
☻ Mengembalikan fungsi kawasan sesuai dengan RTRW. Apabila hal ini sukar pelaksanaannya, maka langkah yang dapat ditempuh adalah mengharuskan setiap satuan perumahan secara kolektif membuat sumur resapan air hujan.
☻ Meningkatkan upaya penanaman kembali jalur (zonasi) mangrove dengan lebar 200 meter dari garis pantai.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Sungai Siak merupakan salah satu sungai yang memiliki peranan dan fungsi hidrologis yang penting untuk kehidupan.Sepanjang daerah aliran sungai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan swasta untuk berbagai macam usaha pertanian dan industri khususnya industri kelapa sawit. Seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak berada di Provinsi Riau, melewati empat wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. DAS Siak termasuk DAS kritis, kawasan rawan bencana banjir dan longsor, terjadi berbagai pencemaran, erosi dan pendangkalan. Oleh sebab itu daerah aliran sungai ini perlu diselamatkan denga melakukan langkah pemulihan kembali lahan kritisnya dengan berbagai upaya-upaya konservatif yang nantinya bisa menyelamatkan kehidupan di sekitarnya dan meningkatkan kembali fungsi hidrologisnya yang semakin berkurang.
Berbagai kegiatan yang erat kaitan nya dengan pemulihan, perbaikan untuk tujuan pengembalian dan peningkatan peranan fungsi hidrologis dari DAS ini harus segera dilakukan dengan serius.Proses kegiatan ini membutuhkan bantuan dan peranan dari berbagai pihak baik itu bantuan dari segi moril dan materil agar hasil yang didapat dapat maksimal dan menyelamatkan kembali ekosistem alam di sekitar DAS ini karena setiap makhluk hidup pasti membutuhkan alam, dan sebagai ucapan terima kasih pada alam maka sudah sepantasnyalah setiap makhluk hidup khususnya manusia menjaga alam dan melestarikannya

No comments:

Post a Comment