Friday, February 13, 2009

Avian Influenza alias flu burung dari segi analisis spasial

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas di konfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift Shift), dan dapat menyebabkan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari padapada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan detergent ,desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung.Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.
Sejarah dari penyebaran virus flu burung ini sudah terjadi sejak tahun tahun 1960 an dimana proses penyebarannya :
1968:Penularan virus influenza asal unggas ke manusia sudah dilaporkan sejak 1968.
1997:Flu burung pertama kali melewati "halangan spesies� dari unggas ke manusia. Sebelumnya, flu ini hanya menyerang burung, bukan manusia. Pertama kali muncul di Hongkong dengan 18 orang dirawat di rumah sakit dan enam orang diantaranya meninggal dunia, kemudian menyebar ke Vietnam dan Korea. Jenis yang diketahui menjangkiti manusia adalah influenza A sub jenis H5N1.
1999:Satu varian dari H5N1 yang disebut H9N2, kembali mengguncang Hongkong dengan menginfeksi dua orang.
20 Mei 2001:Untuk mencegah penyebaran flu burung, 40 ribu ekor ayam dimusnahkan di Hongkong dengan menggunakan karbondioksida.
7 Februari 2002:Ratusan ribu ekor ayam dan itik dimusnahkan di Hongkong. Pemerintah setempat meminta penjualan dan impor ayam dihentikan, menyusul merebaknya wabah flu burung. Sejak saat itu pula, H5N1 mulai menyebar di luar teritorialnya.
April 2003:Penyakit flu burung mewabah di Belanda.
15 April 2003:Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, akan memeriksa secara ketat semua jenis unggas dan bahan makanan hasil olahan dari unggas yang berasal dari Belanda. Peraturan itu diberlakukan hingga negeri kincir angin itu bebas dari penyakit flu burung. Instruksi itu sendiri dikeluarkan oleh Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes.
Nopember 2003:Tujuh juta ekor ayam dimusnahkan di Thailand. Sekitar 4,7 juta ayam di Indonesia mati, 40 persen diantaranya terkena virus flu burung dan virus New Castle.
Desember 2003:Virus ini kembali menunjukkan aksinya di Hongkong dan memakan satu korban.
22 Desember 2003:Virus flu burung menyerang unggas di Korea Selatan. Kasus flu burung yang pertama di Korsel, ini ditemukan di peternakan itik dekat Kota Eumseong. Korea Selatan yang sedang berusaha mengatasi penyakit flu burung (bird flu) yang tingkat penyebarannya tinggi, menyetujui langkah-langkah untuk menahan perkembangan penyakit tersebut dan membatasi dampaknya pada industri peternakan. Virus itu, yang dapat mematikan manusia, muncul di antara ayam-ayam di kandang peternakan sekitar 80 km (50 mil) tenggara ibukota Seoul.
24 Desember 2003:Pemerintah Korea Selatan memusnahkan sekitar 600 ribu ekor ayam dan itik akibat menyebarnya virus H5N1, penyebab flu burung.
Sepanjang 2003:Ditemukan dua kasus di Hongkong dengan satu diantaranya meninggal. Kedua kasus itu mempunyai riwayat perjalanan dari Cina. Virus yang ditemukan adalah Avian Influenza A (H5N1). Ditemukan 83 kasus pada pekerja peternakan di Netherland, termasuk keluarganya dengan satu diantaranya meninggal. Virus yang ditemukan adalah Avian Influeza A (H7N7). Ditemukan seorang anak tanpa kematian di Hongkong terserang virus Avian Influenza A (H9N2).
Januari 2004:Penyakit flu burung menyebar sampai Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand dengan satu identifikasi mereka menyebar dari Kamboja, Hongkong dan Taiwan.
13 Januari 2004:Flu burung menewaskan jutaan ayam di Korea Selatan, Vietnam dan Jepang.
Berbagai kasus penyakit flu burung yang telah mengakibatkan kematian bagi para penderitanya telah ditemukan di berbagai dunia.Ini membuktikan bahwa virus H5N1 ini menyebar secara cepat ke seluruh dunia. Di benua Asia, Virus flu burung mematikan H5N1 untuk pertama kalinya dideteksi di peternakan di Myanmar .Kalangan ahli negara tersebut menemukan kasus matinya ayam di peternakan di luar Myanmar, kota kedua terbesar di Myanmar, Mandalay.Selain itu 24 kasus kematian akibat penyakit ini juga ditemukan di Thailand dan China dan bahkan virus ini telah menyebar ke seluruh benua Asia. Di Afrika, virus H5N1 pertama kalinya ditemukan di sebuah peternakan komersial di negara Nigeria.Setelah Nigeria kemudian virus ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara Afrika lainnya seperti Kamerun,Mesir dan sebagainya.Untuk benua Eropa,virus H5N1 menyerang wilayah Italia,Yunani dan Bulgaria.Di Italia ,virus ini menyerang burung-burung di wilayah Puglia,Calabria dan Sisilia.Burung-burung ini diperkirakan berasal dari Balkan dan bermigrasi ke wilayah Italia karena didorong oleh cuaca dingin di selatan.Uni Eropa menyebut bahwa Italia dan Yunani telah sepakat untuk membuat proteksi sejauh enam mil dan zona surveillance di sekitar daerah yang terserang virus, dimana burung-burung akan diisolasi dari burung-burung peliharaan, melakukan pengujian virus dan memusnahkan burung-burung jika mereka didapati terinfeksi.Ahli kesehatan Yunani bahkan sudah melakukan pengecekan bahan makanan pada peternakan dan rumah-rumah di wilayah dimana ditemukan terinfeksi flu burung, seperti di Thessaloniki, kota kedua terbesar di Yunani.Sebanyak 25 negara Uni Eropa menyebut bahwa H5N1 telah ditemukan pada burung liar di rawa-rawa Bulgaria, Vidin, yang diketahui berdekatan dengan perbatasan Romania. Virus flu burung telah menyebabkan pemusnahan lebih dari 140 juta ayam dan unggas lain di seluruh Asia sejak 2003, dan telah pula menyebar ke Eropa, Afrika dan Timur Tengah. Sedikitnya 97 orang telah meninggal dunia di seluruh dunia, dua pertiga diantaranya terjadi di Indonesia dan Vietnam.Virus H5N1 ini menyebar dengan sangat cepat melalui burung-burung yang bermigrasi dari suatu wilayah ke wilayah lain,penyelundupan unggas maupun melalui burung-burung liar.
Walaupun virus ini menyebar dengan cepat tapi ada beberapa factor geografi yang dapat menyebabkan virus ini tidak menyebar dengan cepat seperti negara Filipina yang bisa dikatakan bebas virus flu burung. Letak geografis Filipina yang terisolasi dengan 7.100 pulaunya di bagian barat Samudera Pasifik, mampu menghindari dari pelarian virus yang merupakan kelanjutan penyebaran dari negara-negara lain di Asia.Selain itu Filipina tidak termasuk negara yang menjadi tujuan bagi burung-burung untuk bermigrasi.
Pencegahan pandemik flu burung ini diperlukan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih besar.Tapi pada saat ini pandemic virus H5N1 ini telah menyebar antarmanusia dan menginfeksi 117 orang dalam dua tahun, kebanyakan ahli kesehatan memprediksi satu saat dia akan bermutasi ke banyak bentuk penularan. Virus terakhir telah membunuh sekitar setengah dari orang yang terinfeksi, meskipun tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana cara baru yang mematikan itu akan terjadi.Pola persebaran penyakit flu burung ini telah mengikuti persebaran pola lama.Pola umum persebaran penyakit dan difusinya ini telah berlangsung selama 300 tahun.Untuk itu diperlukan pemetaan kesehatan yang baik. Pelayanan pemetaan kesehatan adalah jangkar penting bagi masyarakat untuk berpikir tentang penyakit dan cara bagi para ilmuwan untuk mencari pemahaman tentang persebaran dari penyakit.Kartografi penyakit: peta-peta, pemetaan dan pengobatan,merupakan hasil dari survei komprehensif dari teknologi pemetaan dan hubungannya dengan perlawanan terhadap penyakit.Untuk mengetahui pola persebaran dan difusi dari virus H5N1 ini diperlukan proses pemetaan kesehatan dan pemetaan virus ini.Kebanyakan virus H5N1 menyebar melalui jenis unggas dan burung-burung yang melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Pemetaan tradisional pada kertas dengan pena telah mengalami transformasi oleh generasi baru dengan menggunakan program pemetaan komputerisasi berbasis teknologi GIS. Didisain untuk penggunaan database data kesehatan digital yang meningkat yang dapat diakses ke dalam Web, teknologi ini merupakan senjata luar biasa dalam peperangan untuk memahami penyakit epidemik.
Di Indonesia sendiri,menurut Departemen Kesehatan sampai dengan 13 Oktober 2005 jumlah pasien yang diduga flu burung di Indonesia turun dari hari sebelumnya yaitu dari 42 kasus menjadi 39 kasus dengan perincian 29 kasus suspek (menunjukkan gejala flu burung), empat kasus probable (kasus suspek disertai bukti laboratorium yang mengarah kepada virus influenza A/H5N1), lima kasus confirm (berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium rujukan WHO di Hongkong) dan satu kasus terpapar.
Keseluruhan pasien diduga flu burung tersebut baik confirm, probable, suspek maupun terpapar tersebar di 7 provinsi yaitu DKI Jakarta (17 kasus), Banten (7 kasus), Jawa Barat (7 kasus), Jawa Timur (1 kasus), Kalimantan Timur (1 kasus), Sulawesi Selatan (2 kasus) dan Lampung (4 kasus). Posko flu burung juga mendata 70 kasus bukan flu burung berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoruim yang masih dirawat di rumah sakit. Ke 70 kasus ini masih mendapat perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di 8 provinsi yaitu 42 kasus di DKI Jakarta, 9 kasus di Banten, 9 kasus di Jawa Barat, 3 kasus di Jawa Tengah, 3 kasus di Jawa Timur, 1 kasus di Sumatera Utara, 2 kasus di Sulawesi Selatan dan 1 kasus di Lampung.
Angka Kematian Kasus (Case Fatality Rate/CFR) menunjukkan perubahan pada kasus suspek dari hari sebelumnya yaitu dari 18.75 persen menjadi 20.69 persen. hal ini dikarenakan adanya penurunan 3 kasus di DKI Jakarta. Sementara pada kasus confirm dan kasus probable tidak ada perubahan yaitu masing-masing 60 persen dan 50 persen.
Akibat dari semakin meningkatnya kasus flu burung di Indonesia menyebabkan hal ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa.Penyebaran kasus flu burung yang meningkat secara cepat di Indonesia beberapa bulan yang lalu dikarenakan banyaknya jenis unggas dan burung-burung liar yang sudah terinfeksi virus H5N1 ini tidak dibasmi dan dimusnahkan secara langsung akibat ketidaktahuan masyarakat.Hal ini menyebabkan proses persebarannya berlangsung secara cepat .Pemetaan kesehatan terhadap penyebaran virus ini perlu dilakukan agar virus ini dapat dicegah dan ditanggulangi dengan baik.
Upaya-upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya penyebaran yang lebih luas yaitu dengan :
- Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang)
- Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditata-laksana dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
- Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan
- Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
- Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800 derajad celcius selama satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 640 derajad celcius selama lima menit
- Melaksanakan kebersihan lingkungan
- Melakukan kebersihan diri

No comments:

Post a Comment